Surabaya – Terjadinya pembobolan dana nasabah beberapa bank di Bali melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM), menjadikan Bank Indonesia (BI) kantor Surabaya mendesak agar semua bank mengevaluasi sekaligus mendeteksi semua mesin ATM dan Electronic Data Capture (EDC). Pasalnya, pembobolan dana nasabah ini dilakukan melalui kejahatan transaksi elektronik.
Berdasarkan penyelidikan sementara, telah diketahui metode pembobolan dana nasabah adalah melalui pencurian data di kartu ATM melalui proses skimming/taping dan pengintipan PIN oleh sindikat pencuri. Sindikat ini memakai alat tambahan berupa ATM Skimmer untuk menggandakan data nasabah secara magnetik.
”Dalam kasus ini BI tidak dalam kapasitas mengatur secara teknis soal ATM, misalnya mengatur tata letak mesin ATM. Karena ini kejahatan berbasis teknologi, maka harus dilawan dengan kecanggihan teknologi pula. Oleh karenanya BI terus mendorong penggunaan ATM berbasis chip yang hingga kini tidak bisa dipalsukan,” ungkap Pemimpin Regional BI Jatim Mohamad Ishak, usai berkonsolidasi dengan enam bank yang mengalami masalah pembobolan ATM di kantor BI Surabaya, kemarin. Keenam bank tersebut adalah BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, BII, dan Bank Permata.
Menurut Ishak, saat ini hampir semua ATM bank masih menggunakan magnetic strip yang mudah dipalsukan. Apalagi jika data-data pelanggan berhasil dicuri.
Untuk itu selain pentingnya mengecek secara rutin teknologi antiskimmer yang dimiliki masing-masing bank, sebagai langkah antisipasi mencegah upaya pengopian data magnetik yang dilakukan oleh sindikat pembobol ATM. Penggunaan kartu ATM berbasis chip sudah mendesak dilakukan.
”Memang ada sejumlah bank yang sudah menggunakan chip untuk kartu debet maupun ATM-nya. Tapi jumlahnya tidak banyak,” ujarnya.
Deputi Pemimpin Regional BI Jatim Bidang Sistem Pembayaran Mahmud menambahkan, BI telah mengonfirmasi keamanan sistem ATM di seluruh bank yang beroperasi di Jatim, terutama kepada enam bank yang bermasalah dengan pembobolan ATM.
”Siang ini kita baru selesai bertemu dengan enam pemimpin bank untuk wilayah Jatim. Kita cek sistem ATM mereka. Sudah banyak ATM yang dilengkapi dengan teknologi antiskimmer. Jadi, saat ini dapat dipastikan semua berjalan aman dan normal,” kata Mahmud.
Bank Indonesia (BI) region Jatim memastikan bahwa tidak ada aksi serupa di Jatim. Dari pantauan di lapangan juga tidak ada kepanikan berlebihan di kalangan nasabah.
Mahmud mengatakan, untuk menghindari pembobolan ATM, nasabah diminta melakukan tiga hal.
- Pertama, nasabah diharapkan mengganti nomor PIN ATM-nya secara rutin. Tentu saja nasabah harus terus mengingat PIN-PIN baru tersebut untuk memudahkan transaksi.
- Kedua, ketika mengetik angka PIN di mesin ATM, nasabah diminta untuk menutupinya dengan telapak tangan. Sebab, selain dengan metode skimming (pengopian data nasabah melalui alat skimmer di mesin ATM), para pembobol biasanya juga mengintip PIN nasabah melalui kamera tersembunyi yang dipasang di mesin ATM.
- Ketiga, tidak ada salahnya bila setelah bertransaksi via ATM, nasabah kembali memasukkan kartu ATM namun dengan mengetikkan nomor PIN yang salah dan ngawur sekali saja. Tentu saja setelah itu nasabah harus membatalkan transaksi. Pengetikan PIN yang ngawur ini bisa mengecoh para pembobol. (keciq
Berita Terkait :
- Rekaman CCTV Pelaku Pembobol ATM
- Modus Pembobolan ATM
Saya pernah mengganti-ganti PIN ATM tapi kmudian ATMnya bermasalah PIN anda tidak cocok, padahal saya yakin PIN saya benar, akhirya harus ganti Kartu baru…
Mungkin usul yang terakhir terdengar bagus “nasabah kembali memasukkan kartu ATM namun dengan mengetikkan nomor PIN yang salah dan ngawur sekali saja. Tentu saja setelah itu nasabah harus membatalkan transaksi. Pengetikan PIN yang ngawur ini bisa mengecoh para pembobol”…
Info yang menarik… 🙂